Jakarta –
Cagub Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) menanggapi soal beda hasil survei antara Poltracking dan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Dia mengatakan perbedaan hasil survei bisa jadi karena sampel atau responden survei berbeda.
“Bisa mungkin karena beda orang yang di survei, saya juga kan nggak tahu yah, objeknya kan lain-lain. Tapi saya kira itu saja jawabannya adalah survei adalah alat untuk mengevaluasi diri,” kata RK seusai bersilaturahmi dengan mubaligh se-Jakarta di DPD Golkar, Jumat (25/10/2024).
Di survei LSI, pasangan calon RK-Suswono turun ke posisi kedua dengan perolehan 37,4 persen lalu disusul pasangan Dharma-Kun. Hasil itu disalip paslon Pramono-Rano dengan 41,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, hasil survei di Poltracking paslon RK– Suswono menduduki posisi puncak dengan 51,6 persen. Sedangkan Pramono-Rano 36,4% di terakhir Dharma-Kun 3,9%.
“Survei itu bukan penentu takdir. Justru ada puluhan lembar yang kita baca, oh disukai oleh golongan usia tertentu, pendidikan tertentu, isu isu apa yang dianggap mereka,” ucapnya.
“Sehingga saya ini nggak usah ngomongin, maaf yah, 10 yang aneh-aneh dan terlalu rumit ternyata di mata masyarakat hanya 3 besar. Itu cara saya merespons terhadap survei,” sambungnya.
Meski beda hasil survei, RK menegaskan akan tetap bekerja dengan baik untuk kontestasi Pilkada 2024. “Jadi mau baik mau buruk, bagi saya adalah evaluasi saja,” lanjut dia.
RK mengatakan dirinya tak bisa menanggapi lebih dalam perihal perbedaan hasil survei, lantaran hal tersebut bukan bidang keilmuannya. Dia menyarankan agar ahli survei yang menjelaskan soal perbedaan hasil survei LSI dengan Poltracking tersebut.
“Saya juga nggak ngerti karena saya bukan ahli survei. Saya hanya konsumen dari membaca hasilnya seperti kawan kawan media juga, tanyanya ke ahlinya kira-kira begitu ya,” sambung dia.
(aud/aud)