Jakarta –
Penyandang disabilitas yang merupakan atlet paralimpik asal Sumatera Utara (Sumut), Rendi Arif Pratama (17), kini menjalani Pendidikan dan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri di Sekolah Polisi Negara Polda Sumut. Rendi merupakan anak dari Sersan Kepala (Serka) Hendri Saputra, anggota Kodim Deli Serdang.
Rendi merupakan anak sulung Serka Hendri dan istrinya, Sri Handayani. Serka Hendri menceritakan Rendi mengalami disabilitas sejak lahir.
“Rendi disabilitas sejak lahir,” kata Serka Hendri di rumahnya pada Rabu (2/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serka Hendri lalu menceritakan di awal kelahiran Rendi, dirinya memandangi Rendi bayi. Dia mulai memikirkan rencana untuk masa depan Rendi.
“Maka saya berpikir terus, saya pandangi anak saya, ‘Besar mau jadi apa kau nak? Mau gimana kamu’,” ucap Serka Hendri.
Serka Hendri menyebut seiring bertambah usia, Rendi mulai menanyakan perihal kondisinya yang hanya memiliki satu tangan. Serka Hendri menuturkan dia merespons pertanyaan-pertanyaan Rendi dengan kalimat-kalimat motivasi.
“Mulai dari kelas satu SMP, dia di badminton sampai kelas tiga, dia tidak mendapatkan hasil maksimal. Seterusnya Ketua NPC Pak Allan menyarankan ke cabor lain ke bidang atletik,” jelas Serka Hendri.
Serka Hendri menyebutkan dirinya selalu menyemangati Rendi agar berani dan maksimal dalam mencoba tiap kesempatan untuk mengembangkan diri. Kata-kata yang selalu disampaikan Hendri pada Rendi, ‘kau harus bisa’.
“Kau harus bisa, ini kesempatan mu, kesempatan enggak datang dua kali loh,” tutur Hendri menyontohkan.
Pada kesempatan yang sama, ibu dari Rendi yakni Sri Handayani menyebut dirinya mendidik Rendi sama seperti anak-anak lainnya. Sri menuturkan Rendi sejak kecil dididik untuk disiplin.
“Dia SD, dia tidak bisa pakai baju. Di situ saya kurung dia di gudang. Tidak ada lima menit, diketuk pintu, ‘Bunda, Abang sudah bisa pakai baju’,” ucap Sri.
Sri menyebut dirinya memang keras mendidik Rendi. Pasalnya Sri menyadari tak bisa selamanya bersama Rendi.
“Di situ saya nangis, saya keras sebenarnya bukan dikatakan kejam, saya keras karena saya tahu dia tidak akan hidup dengan saya. Bakalan dia merantau. Bakalan dia jauh dari kami, kalau saya lembek-lembek sama dia, di luar sana kejam,” ungkap Sri.
Sri menyebut Rendi pun disekolahkan di sekolah umum dari TK hingga SMK. “Kami tidak pernah berpikir sekolahkan dia di SLB,” sambung Sri.
Di masa SMK, Rendi mendulang berbagai prestasi di bidang atletik. Berikut prestasinya:
– medali perunggu cabang olahraga lari cepat 100 meter Peparpernas X 2023
– medali emas cabor Lempar Lembing Peparprov II Sumut.
– medali perak cabang olahraga Lempar Cakram Peparprov II Sumut
– medali perak di cabor Tolak Peluru Peparprov II Sumut
(aud/fjp)