Lebak –
Polisi menahan dua demonstran menolak Juwita Wulandari menjadi Ketua DPRD Lebak 2024-2029. Hasil pemeriksaan, pendemo mengaku dapat bayaran Rp 1 juta.
“Pendemo dikasih uang antara Rp 50 ribu-Rp 1 juta. Siapa yang membayar masih kita dalami,” kata Kasatreskrim Polres Lebak AKP Wisnu Adicahya kepada wartawan, Sabtu (12/10/2024).
Wisnu mengaku masih mendalami insiden yang menewaskan anggota Satpol PP Lebak, Yadi Suryadi, akibat demo tolak Juwita. Tidak menutup kemungkinan akan ada aktor lain yang diburu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Siapa dalangnya masih kita dalami. Kita pastikan kasus ini akan tuntas dan terang benderang, izinkan kami bekerja kembali untuk mengungkap kasus ini,” tuturnya.
Sementara itu, koordinator lapangan Paguyuban Masyarakat Peduli Lebak (PMPL) RM membenarkan dirinya menerima bayaran untuk melakukan demo. Puluhan massa aksi dibayar Rp 50 ribu per orang, sedangkan orator akan dibayar Rp 1 juta.
“Alasannya disuruh, iya terima uang. Orator dapat Rp 1 juta, ada tiga orator. Massa aksi dapat Rp 50 ribu,” kata RM.
RM mengaku tidak mengetahui siapa Juwita Wulandari yang dirinya demo. Dia juga bungkam ketika ditanya siapa yang memintanya demo.
“Nggak tahu (Juwita Wulandari),” jelasnya.
Sebelumnya, Polres Lebak, Banten, masih mendalami aksi demo menolak Ketua DRPD Lebak 2024-2029, Juwita Wulandari. Polisi menduga ada aktor lain dan akan segera diburu.
(dnu/dnu)