Jakarta –
Calon Bupati (Cabup) Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo terus berupaya memperkuat pelayanan publik di Kabupaten Sumenep dengan menghadirkan berbagai program inovatif baik sektor kesehatan, administrasi hingga pendidikan.
Melalui program-program tersebut, Fauzi berharap dapat membawa Sumenep menjadi daerah yang lebih maju dan efisien dalam pelayanan publik. Adapun salah satu program unggulan yang digagas Fauzi adalah Mall Pelayanan Publik (MPP), inisiatif yang mengedepankan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Program ini memfasilitasi masyarakat untuk mengakses berbagai layanan pemerintah secara efisien, seperti pembuatan KTP, akta kelahiran, hingga izin usaha. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi antre datang langsung ke instansi terkait, sehingga menghemat waktu, biaya dan pengurusan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumenep melaporkan MPP melayani sebanyak 223 layanan, yang terdiri dari pembuatan KTP, KK, perizinan, balai nikah gratis, pembuatan paspor, konsultasi hukum dan lain sebagainya.
“Jumlah layanan di MPP meningkat dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2019 masih ada 100 jenis, bertambah menjadi 223 di tahun 2024,” ungkap Kepala DPMPTSP Sumenep, Abd. Rahman dalam keterangan tertulis, Jumat (8/11/2024).
MPP juga mempermudah masyarakat mengurus administrasi hingga tingkat Kecamatan. Dengan begitu, masyarakat dapat mengurangi kerumitan dan mempercepat proses administrasi. Pelayanan ini sudah diterapkan di beberapa kecamatan, dan diharapkan dapat segera meluas ke seluruh wilayah di Sumenep.
Di samping itu, Fauzi juga mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Puskesmas Keliling (Pusling) di 27 kecamatan. Fasilitas ini bisa dipergunakan masyarakat desa secara mudah. Melalui fasilitas ini, diharapkan kualitas hidup masyarakat semakin meningkat.
Dalam sektor pendidikan, Fauzi meluncurkan bantuan insentif guru non ASN. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sumenep dengan menyejahterakan para guru dalam menyediakan fasilitas belajar yang lebih baik.
Sejak 2021 hingga 2024, Fauzi juga menyasar belasan ribu guru non ASN dengan masing-masing total 5.055 guru. Setiap guru mendapatkan insentif Rp1,5 juta dalam satu tahun. Insentif ini juga mencakup pemberian beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan pendidikan untuk meraih cita-cita.
“Di masa depan, diharapkan berbagai program ini dapat mempercepat transformasi Sumenep menjadi daerah yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi,” papar Fauzi.
(akn/ega)