Home / Berita / Hashim Jadi Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi

Hashim Jadi Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi


Jakarta

Hashim Djojohadikusumo menjelaskan mendapatkan tugas dari Presiden Prabowo Subianto sebagai utusan khusus yang fokus menangani iklim dan energi. Dia pun mengatakan langsung diberi tugas untuk mewakili Presiden Prabowo sebagai Ketua Delegasi dalam Conference of The Parties (COP29) di Baku, Azerbaijan.

“Saya utusan khusus Presiden untuk iklim dan energi. Itu khusus untuk menghadiri dan mewakili beliau di Baku, di konferensi perubahan iklim. Disitu ada delegasi Indonesia 570 orang. Saya ketua delegasi. Dan itu dari swasta, dari pemerintah, dari LSM semua yang hadir,” ujar Hashim kepada wartawan di Gedung Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).

Hashim menjelaskan penunjukan ini lantaran Presiden Prabowo berhalangan hadir karena adanya kunjungan kenegaraan ke Brazil untuk G20 dan Peru dalam acara APEC Leaders Meeting. Dia juga mengungkap alasan ditunjuk untuk fokus membidangi iklim dan energi lantaran memiliki keprihatinan terhadap situasi iklim dunia saat ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya ketua karena Pak Perbowo kan berhalangan. Beliau kan harus ke Rio de Janeiro di Brazil. Untuk menghadiri G20. Beliau juga harus ke Lima di Peru untuk APEC Leaders Meeting. Beliau tugaskan saya karena memang dari dulu saya prihatin dengan lingkungan hidup dan perubatan iklim,” terang Hashim.

Dia pun mengungkap dalam agenda COP29 pada 11 sampai 22 November 2024, akan menyampaikan keberlanjutan komitmen Presiden Prabowo dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam isu iklim. Selain itu, dia juga menyebut akan menyampaikan hal-hal baru dari pemerintah Indonesia mengenai isu-isu iklim.

“Yang penting adalah komitmen Presiden baru untuk melanjutkan komitmen Presiden lama. Apa yang sudah disetujui dan dikomit oleh Pak Jokowi, Pak Perbowo akan lanjutkan. Terus ada hal-hal baru, misalnya ada program carbon capture. Carbon dioksida diserap di dalam tanah di Indonesia, itu satu,” ujar Hashim.

“Kedua adalah program pemerintah untuk bikin reboisasi. Dan juga untuk menangkis beberapa tuduhan-tuduhan mengenai deforestasi. Seolah-olah kawasan Food Estate itu akan menghancurkan. Seolah-olah. Dan pemerintah Indonesia tidak setuju itu. Kita bisa bikin kawasan Food Estate tapi juga menjaga lingkungan hidup,” ucapnya.

(aik/aik)

Source link

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *